PT. Bank Buana diputuskan untuk
melakukan merger dengan PT. Bank Angkasa. Kedua bank ini berada dibawah satu
perusahaan besar yaitu PT.Rasyid Lampulo yang memiliki banyak jenis perusahaan,
dan salah satu bisnisnya di bidang perbankan. Penyebab kasus merger ini karena
penurunan kinerja dan kondisi financial distress PT.Bank Buana yang disebabkan
oleh kesalahan dari direktur utama dan manajer keuangan yang diangap memiliki
kerjasama untuk memperkaya diri sendiri atau bisa disebut juga dengan
korupsi. Financial
Distress merupakan situasi di mana arus kas operasi suatu perusahaan tidak
cukup untuk menutupi kontrak obligasi. Ini merupakan gejala-gejala yang menandai perusahaan sedang sakit.
Merger adalah Penggabungan
dua perusahaan yang ukuranya tidak sama dan hanya satu perusahaan yang tetap
survival. Perusahaan yang besar tetap survival sedangkan perusahaan yang kecil
melebur ke dalam perusahaan yang besar.
Sebelum melakukan
merger sebaiknya kita mengetahui jenis
merger apa yang cocok untuk perusahaan.Merger
horizontal, adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya sama). Kenapa
memakai jenis merger horizontal? Karena, PT.Bank Buana dan PT.Bank angkasa
adalah perusahaan yang sama-sama perusahaan yang bergerak dibidang perbankan.
Solusi yang sebaiknya dilakukan
PT. Rasyid Lampulo :
1. PT. Rasyid
Lampulo seharusnya melakukan perekrutan ulang terhadap para manajer PT.Bank
Buana dan PT.Bank angkasa untuk menempati 3 jabatan Manajer (Manajer
Personalia, Produksi, dan Marketing) agar tidak terjadi konflik baru ataupun
memperpanjang konflik yang sudah ada. Dengan cara ini mungkin akan lebih
mengetahui orang yang benar-benar sesuai spesifikasi yang diinginkan.
2. Melakukan pelatihan
dan pengembangan khususnya bagi karyawan PT.Bank Buana yang mengalami penurunan
kinerja, dan karyawan PT.Bank Angkasa juga berhak mendapatkannya pelatihan dan
pengembangan untuk menambah pengetahuan.
3. Dalam proses
merger PT.Rasyid Lampulo juga harus tetap mengikutsertakan karyawan kedua bank
ataupun perwakilan dari kedua bank tersebut untuk tetap mendengar aspirasi
mereka untuk memergerkan perusahaannya.
4. Jika kedua bank tersebut telah berhasil
untuk bersepakat, maka PT. Rasyid Lampulo secepetnya harus melakukan merger
antara PT. Bank Buana dengan PT. Bank Angkasa.
5. PT. Rasyid Lampulo juga seharusnya melakukan
identifikasi jabatan kepada Direktur dan Manajer PT. Bank Buana untuk diperiksa
kembali atas tindakan-tindakan yang telah dilakukan selama bekerja di PT. Bank
Buana.
6. PT. Rasyid Lampulo harus segera
mengambil keputusan yang tepat untuk menyelesaikan kasus tersebut dengan menentukan kualifikasi-
kualifikasi yang ada dari PT. Bank Buana ataupun PT. Bank Angkasa.
7. Memberikan motivasi kepada PT. Bank Buana
untuk terus bekerja lebihbaikatau
karyawan PT. Bank Buana harus mengikuti training motivasi.
8. Melakukan analisis ulang terhadap
jabatan dari masing – masing divisi, untuk lebih mengetahui job desk karyawan
itu seperti apa. Agar bisa meminimalisir tingkat egoisme dari masing-masing
manajer, atau bahkan mungkin kesalahpahaman yang berlanjut dengan konflik yang
baru.
Contoh Merger :
Merger Bank Lippo dan Bank Niaga
Perusahaan yang melakukan Merger
adalah antara Bank Lippo dengan Bank Niaga... pada tahun 2008. Sifat dari
merger adalah penggabungan antara dua perusahaan yang mana yang satu mempunyai
ukuran yang relatif lebih kecil daripada yang lainya... Antara Bank Lippo dan
Bank Niaga.. Keduanya bergabung untuk memperkuat posisinya di kancah persaingan
global.
Mereka Menyetujui untuk
menggabungkan perusahaan dengan kriteria Merger. Dari Merger kali ini
Perusahaan yang relative lebih kecil ukuranya adalah Bank Lippo.. sehingga Bank
Lippo merelakan untuk diganti saham yang beredar dengan saham Bank
Niaga... Dengan demikian dengan harga tertentu yang telah disepakati
mereka berdua.. tiap saham Bank Lippo dihargai dengan harga tertentu sehingga
mendapatkan nilai yang cocok untuk dibeli oleh Bank Niaga.. Sehingga saham Bank
Lippo berganti nama dengan Saham Bank Niaga..
Setelah kesepakatan keduanya.. Kedua
Bank ini menyetujui untuk mengubah nama mereka after merger menjadi Bank CIMB
Niaga..
Nah inilah hasil yang diharapkan
dari Merger kali ini.. yaitu Leverage (Pengungkit) kekuatan kedua Bank untuk
menjadi satu dengan kekuatan yang baru serta more creating value bagi CIMB
Niaga. Kalau kita ingin mengetahui bagaimana kinerja mereka after (setelah)
Merger, maka kita dapat menggunakan beberapa metode yang sudah umum dikalangan
manajer perusahaan
- Dinilai
dengan Metode Earning perusahaan Setelah Merger. (EPS/ Earning Per Share)
- Dihitung
Market Share nya.. ini merupakan pekerjaan khusus bagi manajer pemasaran
untuk menghitung perluasan pasar setelah melakukan merger
- Menghitung
Kapitalisasi Pasarnya.. atau Economic Gain nya..
Kesimpulan :
Jika
dilihat dari contoh merger perusahaan dari kasus diatas, bisa diambil
kesimpulan bahwa jika kedua Bank dibawah PT. Rasyid Lampulo ini di mergerkan
maka hasil yang diharapkannya yaitu Leverage (Pengungkit) kekuatan kedua Bank
untuk menjadi satu dengan kekuatan yang baru serta more creating value bagi
kedua Bank tersebut dan PT. Rasyid Lampulo itu sendiri.
Referensi :
http://ihahibban.blogspot.com/2012/06/merger-konsolidasi-akuisisi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Merger
http://ihahibban.blogspot.com/2012/06/merger-konsolidasi-akuisisi.html