Sabtu, 31 Mei 2014

Dampak Konflik Terhadap Perilaku Anggota Organisasi


Sudah menjadi sebuah stereotype[1] bahwa konflik merupakan hal yang negatif. Padahal pada kenyataannya belum tentu konflik yang terjadi dalam organisasi selalu akan berdampak buruk bagi prospek organisasi dan anggota organisasi tersebut kedepannya. Perilaku anggota organisasi dibentuk karena banyak faktor, faktor yang paling utama dan paling berperan dalam menempa kepribadian atau perilaku anggota organisasi ialah lingkungan. Apa-apa yang akan terjadi pada lingkungan sekitar pasti akan terekam oleh memori seseorang, dan cepat atau lambat, akan ada perubahan yang dialami oleh anggota organisasi pada sifat, gaya hidup, atau tingkah laku pada dirinya.
Konflik disini merupakan suatu kejadian atau kegiatan yang ada pada suatu organisasi yang terjadi akibat adanya ketidakpuasaan yang dirasakan oleh anggota organisasi. Ketidakpuasan disini bisa saja ketidakpuasan secara pribadi/personal atau ketidakpuasan didalam ruang lingkup organisasi. Adanya perseteruan antar anggota, atau anggota organisasi dengan atasan, atau bahkan kalangan atas dengan kalangan atas merupakan hal yang sering terjadi pada suatu organisasi, dimana hal-hal itu akan menghasilkan feedback yang berbeda pada tiap anggota organisasi.
Berlawanan dengan kepercayaan umum, konflik tidak selalu merupakan hal yang buruk atau destruktif. Kenyataannya, konflik yang bisa teratasi dengan tepat akan memberikan sejumlah keuntungan baik bagi perilaku masing-masing individu yang terlibat dalam konflik itu maupun organisasi mereka sendiri
            Penyebab terjadinya konflik dalam suatu organisasi adalah :
Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian, perasaan dan pendapat.
Perbedaan persepsi seperti ini biasanya sangat mudah memicu terjadinya konflik dalam suatu organisasi. Karena pada umumnya visi misi yang berbeda akan sulit untuk dihindari agar tidak terjadinya konflik organisasi.
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik dalam organisasi.
- Perbedaan kepentingan individu atau kelompok. Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat.
- Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat, Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial
- Perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang lainnya.
Perbedaan Pola interaksi individu dengan individu yang lain ditekankan pada aspek - aspek individual, yang setiap perilaku didasarkan pada keinginan dan tujuan pribadi, dipengaruhi oleh sosio-psikis pribadi, dan akibat dari hubungan menjadi tanggung jawabnya. 

Perubahan Perilaku Pada Suatu Organisasi atau Individu

Perilaku adalah suatu kegiatan, perbuatan, dan  tindakan yang dilakukan seseorang terhadap diri sendiri ataupun lingkungannya. Seorang individu pasti akan mengalami perubahan perilaku pada dirinya, baik perubahan yang tidak terlalu terlihat oleh orang lain, ataupun perubahan yang sifatnya hampir menyeluruh. Setiap individu pasti berbeda dalam melihat suatu masalah dalam hidupnya, dan pasti akan berbeda pula dalam menyikapi masalah yang terjadi pada dirinya, hal ini didasarkan akan kepribadian mereka masing-masing.
            Sudah menjadi sebuah fakta bahwa suatu organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya anggota, dan suatu organisasi tidak akan berjalan dengan lancar tanpa ketekunan dan komitmen anggota terhadap tujuan organisasi itu sendiri. Ketika seseorang berada pada suatu organisasi, maka perubahan perilaku seseorang merupakan variabel penting yang harus diperhatikan. Perubahan perilaku merupakan hal yang sangat sensitif bagi kelangsungan perjalanan sebuah organisasi. Dengan adanya perubahan perilaku pada seorang anggota bukan berarti akan selalu membawa dampak yang buruk bagi suatu organisasi, dampak positif juga dapat terjadi ketika perubahan perilaku mengarah pada perubahan yang positif pula.

Daftar Pustaka :
http://cantrawayang.blogspot.com/2013/08/pola-dan-tahapan-interaksi-sosial.html


[1]stereotype merupakan standarisasi konsepsi atau gambaran – gambaran mengenai group – group tertentu, baik itu berdasarkan kategorisasi kesukuan, ras, agama, dll.
 

Manajemen Konflik Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez