Jumat, 06 Juni 2014

Study Kasus Kepemimpinan


Konflik tentang Musyawarah Nasional Ikadin IV di Balikpapan, Kalimantan Timur

Musyawarah Nasional Ikadin IV yang berlangsung di Balikpapan, Kalimantan Timur, akhir pekan lalu berujung pada terbentuknya dua versi kepengurusan, yaitu versi Otto Hasibuan dan versi Teguh Samudera. Keduanya saling mengklaim diri sebagai pengurus yang sah.

Karena formatur kepengurusan
Terpecahnya kepengurusan Ikadin ini berawal dari ditinggalkannya arena Munas Ikadin oleh sebagian pesertanya. Mereka lantas menggelar Munas tandingan di Hotel Bahtera yang kemudian mengangkat Teguh Samudera sebagai Ketua Umum Ikadin Periode 2007-2011. Tak jauh dari tempat itu, tepatnya di Hotel Novotel, peserta Munas yang lain memilih Otto Hasibuan sebagai pemimpin tertinggi Ikadin.
Aksi walk out ini dilakukan ketika Munas memasuki agenda sidang pleno untuk membahas mengenai formatur kepengurusan dan merasa tidak puas atas kepemimpinan pimpinan sidang serta situasi di dalam Munas sendiri sudah tidak kondusif.

Ciderai maksud dan tujuan organisasi profesi
Advokat senior, Adnan Buyung Nasution, mengaku kecewa dengan perpecahan di tubuh Ikadin. Peristiwa ini malah mencederai maksud dan tujuan dibentuknya organisasi profesi. Dalam perkara ini, Buyung menilai banyaknya kepentingan yang bermain. Terlihat dari proses persidangan itu sendiri, khususnya tentang mekanisme formatur persidangan.
Di sisi lain, Soleh Amin berpendapat, seharusnya tokoh advokat senior mampu menjadi juru damai agar kedua kubu dapat didamaikan. Tugasnya untuk mempersatukan kembali Ikadin sebagai organisasi advokat yang tertua. Bukan memihak kepada salah satunya.

Hasil Analisis :
I. Identifikasi Masalah
1. Terpecahnya kepengurusan Ikadin ini berawal dari ditinggalkannya arena Munas oleh sebagian pesertanya.
2. Ketika Munas pertama berlangsung di Balikpapan, Kalimantan Timur tindakan pemimpin sidang yang otoriter dan bertentangan dengan tata tertib sidang yang sudah disepakati.
3. Dalam Munas pertama juga ketika ada perbedaan pendapat dipersidangan, tidak diupayakan untuk musyawarah, sehingga sebagian besar pesertanya lebih memilih untuk aksi walk out.
4. Adanya skenario dari pihak tertntu untuk menggolkan kepentingannya  dalam Munas Ikadin, sehingga situasi Munas sudah tidak lagi kondusif.
5. Banyak kepentingan yang bermain, bisa terlihat dari mekanisme formatur persidangan dan banyak sekali yang ingin menguasai Ikadin untuk terus melanggengkan  kekuasaan dan kedudukan.

II.  Solusi yang harus dilakukan
1.  Seharusnya ketika Munas berlangsung, tidak boleh adanya skenario yang nantinya hanya akan menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak yang lain.
2.  Dalam pemiliha pimpinan sidang Munas, harus dipilih bukan dari salah satu pihak atau harus diluar kepengurusan agar tidak terjadinya kesalahpahaman antara peserta Munas, dan Munas bisa berjalan dengan lancar serta kondusif.
3.  Ketika dalam Munas terdapat beberapa perbedaan pendapat, seharusnya pimpinan sidang harus langsung mengambil inisiatif atau keputusan untuk musyawarah atau mungkin pemungutan suara (votting) agar peserta Munas merasa dihargai pendapatnya dan tidak meninggalkan arena Munas tersebut.
4.  Seharusnya didalam sebuah organisasi tidak boleh banyak kepentingan yang bermain dalam melanggengkan kekuasaan atau kedudukannya karena ini bisa menimbulkan perpecahan (konflik) didalam organisasi tersebut.
5.  Karena adanya dua kubu antara Otto Hasibuan dan Teguh Samudera didalam kepengurusan Ikadin, maka harus ada pihak ketiga yang bisa menjadi penengah diantara dua kubu tersebut untuk kembali menyatukan visi misi dan tujuan awal organisasi tersebut.
6.  Seharusnya seorang pemimpin juga bisa menjalankan fungsi manajemen dengan baik serta demokratis, tidak seperti dalam permasalahan Munas Ikadin seorang pemimpin sangat otoriter dan hanya ingin melangggengkan kekuasaan dan kedudukannnya.
7. Lebih meningkatkan loyalitas terhadap organisasi agar tidak terjadi lagi perpecahan kubu yang dapat merusak organisasi, serta kesadaran anggota untuk memajukan organisasi dan bukan memajukan kepentingannya sendiri.
 

Manajemen Konflik Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez